Jumat, 26 November 2010

Tujuan Hidup??

Apa sih tujuan hidup lo? banyak orang masih mikir tujuan hidupnya ketika ditanya sama orang. Padahal tujuan hidup itu adalah suatu visi dari seseorang itu, sehingga dia tau bagaimana cara untuk bisa meraihnya (melalui misi-misi yang dibuatnya). Tanpa tujuan hidup, orang tersebut ga akan ngerti kalo ditanya ngapain sih harus kuliah, ngapain harus sekolah, ngapain harus ibadah..
Hal yang simpel tapi sebenarnya penting untuk tau tujuan hidup kita, supaya kita bisa merancang sesuatu yang menjadi tujuan kita.
ada satu cerita :
ada seorang nelayan yang setiap hari selalu mencari ikan, ia mencari ikan biasanya dalam sejam ia bisa mendapatkan hasil yang cukup untuk menghidupi keluarganya. Suatu hari datang seorang pengusaha yang cerdas dalam mengelola bisnis. pengusaha itu mengobrol dengan nelayan itu
-Pengusaha : "biasanya berapa jam bapak menangkap ikan?"
-Nelayan : "Biasanya sejam pak, itu sudah cukup untuk menghidupi keluarga saya."
-Pengusaha : "kenapa bapak tidak mencari ikan lebih lama lagi, misalnya 5-7jam, supaya hasilnya banyak pak."
-Nelayan : "Untuk apa pak hasil banyak-banyak, hal itu mengurangi waktu santai dengan cucu-cucu, anak-anak dan istri saya, denganh mencari ikan sejam, saya punya waktu santai lebih lama dengan mereka semua."
-Pengusaha : "Lho kalau bapak mencari ikan lebih lama kan nantinya bapak punya modal untuk membangun usaha dan hasil-hasil ikan bapak bisa dikirim ke kota, lalu bapak bisa membuat perusahaan di kota dan bapak akan punya banyak uang."
-Nelayan : "kira-kira berapa lama saya bisa sampai seperti itu?"
-Pengusaha : "kalau bapak rajin dan semangat, mungkin dalam waktu 10 tahun bapak sudah bisa seperti itu."
-Nelayan : "Umur saya sekarang sudah 50 tahun, jadi saya akan seperti itu dalam saat umur 60 tahun. Kemudian setelah saya jadi seperti itu, apa yang akan saya lakukan?"
-Pengusaha : "Jika bapak sudah cukup banyak uang, bapak bisa bersantai, menghabiskan waktu bersama keluarga bapak, bersenang-senang dan sebagainya."
-Nelayan : "Harus butuh 10 tahun untuk bisa bersantai bersama keluarga? saya mungkin tidak perlu seperti itu, karena saat ini saya sudah bersantai dan bersenang-senang dengan keluarga saya."

Dua contoh bayangan kehidupan yang berbeda namun, tujuan akhirnya adalah sama..

Mungkin sebagian orang menganggap uang bukanlah segalanya, yang terpenting adalah tujuan akhir seperti apakah yang lo inginkan!!

pikirin tujuan akhir lo biar lo bisa memilih jalan yang bener, dan juga rajin-rajinlah beribadah dan berdoa supaya Tuhan bisa nunjukin jalan terbaik buat lo..

Jumat, 19 November 2010

Peran Pemuda dalam Pancasila

apa sebenarnya peran pemuda dalam pancasila?
Sebenarnya apa sih yang harus pemuda lakukan dalam mengamalkan pancasila? sebuah bangsa yang kuat adalah sebuah bangsa yang mempunyai pemuda yang hebat, karena pemuda merupakan penerus sebuah bangsa itu sendiri.

Sekarang kita lihat di Indonesia, sebagian besar pemuda malah bukan menjadi contoh yang baik, tawuran pelajar, geng motor, bahkan provokator dalam ormas yang bertikai umumnya adalah pemuda. sekarang siapa yang disalahkan? sistem pendidikan yang kurang atau kurang tegasnya pemerintah dalam mengatasi masalah pemuda.

Pemuda itu seharusnya menjadi bibit-bibit yang nantinya bisa menjadikan sebuah bangsa maju dan berkembang. Di Indonesia yang paling sering terjadi adalah tawuran pelajar, sebenarnya apa keuntungan yang didapat tawuran? tidak ada. Seharusnya kita sebagai pemuda sadar akan kewajiban kita sebagai pemuda yang nantinya akan menjadi penerus bangsa, dengan mengamalkan UUD '45 dan pancasila akan menjadikan kita sebagai pemuda siap menjadi penerus bangsa.

Rabu, 10 November 2010

9 Sifat Yang Mengundang Banyak Temen

Gimana sih biar punya banyak temen? Gimana sih supaya kita tuh bisa gampang bergaul sama banyak orang? Jawabannya bukan asal kita kaya, suka traktir, pinter ngelawak atau asal kita cakep, dll. there's more than that guys!! trus apa dong? nah, paling ngga ada 9 hal yang tiap orang pasti setuju kalo sikap-sikap inilah yang bisa bikin seseorang jadi bestfriend :

1. HUMBLE
ga ada orang yang suka orang sombong. tapi tiap orang suka dengan orang yang rendah hati. Rendah hati jelas beda sama rendah diri. Rendah hati tuh perpaduan antara sikap menghormati dan sikap yang bisa bikin orang lain ga minder.

2. POSITIF
sikap kita bisa menular ke orang-orang di deket kita. Kalo tiap hari kita cuma ngeluh, pesimis, dan cuma suka nyela, ga heran kalo orang lain males sama kita. Positif bukan berarti naif, tapi positif tuh bisa ngeliat sisi baik dari satu hal, sekaligus selalu punya harapan.

3. SETIA
yang ini sih udah ga aneh lagi. Sahabat setia, baik dalam suka ataupun duka, yang bisa dipercaya, emang sahabat yang dicari semua orang.

4. TULUS
Orang yang tulus adalah orang yang lurus, ga pura-pura, dan konsekuen antara kata dan perbuatannya. "tulus seperti merpati dan cerdik seperti ular". artinya tulus, tapi ga lugu. itulah sikap yang mesti kita punya.

5. PEDE
Berada sama orang pede itu nyenengin kok. Asal ga sampe jadi lebay. Orang yang pede akan bisa menghargai dirinya sendiri dan orang lain, dia juga bisa menyesuaikan diri dan menempatkan diri dengan baik.

6. CERIA
Bukan berarti kita ga boleh sedih, marah, dsb. Tapi, orang ceria adalah orang yang bisa enjoy dalam hidupnya dan bikin orang lain enjoy dengan humor, keramahan, senyum, dan sikap-sikap menyenangkan lainnya.

7. EASY GOING
Ada orang nyebelin, dia ga mau larut dalam kejengkelan. Itulah salah satu ciri orang yang easy going. Mereka ga suka memperpanjang masalah atau berlama-lama sakit ati atau terpuruk saat ngadepin masalah. Orang yang jadi temennya akan ikut ngerasa positif.

8. EMPATI
Empati adlah sikap bisa ikut menyelami perasaan orang. Kalo lagi dengerin curhat atau berdebat pun, dia bisa nempatin diri di posisi orang lain. Jadi, jelas dia ga egois dan ga asal cuma kasih solusi, tapi liat-liat posisi orang lain juga.

9. TANGGUNG JAWAB
Kalo udah janji dia pasti nepatin. Itu salah satu contoh tanggung jawab. Demikian juga, kalo dia salah atau gagal, orang yang tanggung jawab juga mau ngaku. Yupz, dunia butuh orang-orang seperti ini men..

Jumat, 05 November 2010

suasana jakarta semakin parah

suasana dahulu
- kalo bangun pagi, udaranya dingin, masuk lewat jendela seger banget
- pas mw berangkat skul (pas msh skul) ga ada pikiran stress, pusing, yang ada otak segar, pikiran tenang..
- terik matahari pagi, bikin tulang sehat karena banyak vitamin D nya
- pas SD, tiap pagi disuruh apel pagi, tapi bikin kita seger bknnya lemes
- cuaca stabil, kalo musim panas, y panas dan sebaliknya.
- macet?? ga juga, cm padat kendaraan aja..

suasana sekarang
- bangun pagi udara sumpek, agak panas
- pas mw berangkat kuliah (sekarang) pikiran stress, masih pusing
- terik mata hari pagi bkn kulit mendidih dan juga bkn mata agak perih
- cuaca siang panas bgt kaya di gurun, pas sore ujan, petir + angin kenceng
- macet?? banget, udah matahari pagi panas bgt, macet pula, akhirnya emosi dan emosi adalah penyebab stress
- nympe d kampus, kepala pusing, mata merah, cape di jalan
- sore?? pasti ujan, dan bener. abis kena panas terik pagi dan siang hari tapi ujan di sore hari. bikin badan panas dingin n gampang sakit karena cuaca tak menentu.

cukup sekian pengalaman saya mengenai suasana dulu dan sekarang

budayakan bike to:- work
- skull
- kampus

Minggu, 31 Oktober 2010

wartawarga gunadarma

Tentang wartawarga gunadarma http://wartawarga.gunadarma.ac.id/

Wartawarga adalah forum dimana anggota dari universitas, baik dosen, mahasiswa dll. Dapat berbagi ulasan-ulasan positif yang bisa menambah pengetahuan mahasiswa gunadarma, dan juga ada bagian untuk saling memberi komentar-komentar positif yang bersifat membangun. Jadi wartawarga sama seperti majalah elektronik mahasiswa gunadarma.

Fitur-fitur seperti musik , makanan, puisi, resensi buku dan banyak macam lainnya. Kelengkapan dari fitur-fitur yang ada, saya rasa sudah sangat lengkap, tapi alangkah lebih baik dibuat sub-sub antar fakultas dan jurusan supaya tidak semerawut.

Kelebihan :
• Fitur sudah sangat lengkap, bahkan banyak fitur-fitur diluar dugaan saya

Kelemahan :
• Masih semerawut, harus ada sub-sub lagi

Minggu, 24 Oktober 2010

tradisi karapan sapi

Bagi masyarakat Madura, karapan sapi bukan sekadar sebuah pesta rakyat yang perayaannya digelar setiap tahun. Karapan sapi juga bukan hanya sebuah tradisi yang dilaksanakan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Karapan sapi adalah sebuah prestise kebanggaan yang akan mengangkat martabat di masyarakat.
Sejarah asal mula Kerapan Sapi tidak ada yang tahu persis, namun berdasarkan sumber lisan yang diwariskan secara turun temurun diketahui bahwa Kerapan Sapi pertama kali dipopulerkan oleh Pangeran Katandur yang berasal dari Pulau Sapudi, Sumenep pada abad 13.
Awalnya ingin memanfaatkan tenaga sapi sebagai pengolah sawah. Brangkat dari ketekunan bagaimana cara membajak sapinya bekerja ,mengolah tanah persawahan, ternyata berhasil dan tanah tandus pun berubah menjadi tanah subur.
Melihat gagasan bagus dan membawa hasil positif, tentu saja warga masyarakat desa mengikuti jejak Pangerannya. Akhirnya tanah di seluruh Pulau Sapudi yang semula gersang, menjadi tanah subur yang bisa ditanami padi. Hasil panenpun berlimpah ruah dan jadilah daerah yang subur makmur.
Setelah masa panen tiba sebagai ungkapan kegembiraan atas hasil panen yang melimpah Pangeran Ketandur mempunyai inisiatif mengajak warga di desanya untuk mengadakan balapan sapi. Areal tanah sawah yang sudah dipanen dimanfaatkan untuk areal balapan sapi. Akhirnya tradisi balapan sapi gagasan Pangeran Ketandur itulah yang hingga kini terus berkembang dan dijaga kelestariannya. Hanya namanya diganti lebih populer dengan “Kerapan Sapi”.
Bagi masyarakat Madura, Kerapan Sapi selain sebagai tradisi juga sebagai pesta rakyat yang dilaksanakan setelah sukses menuai hasil panen padi atau tembakau. Kerapan sebagai pesta rakyat di Madura mempunyai peran di berbagai bidang. Misal di bidang ekonomi (kesempatan bagi masyarakat untuk berjualan), peran magis religius (misal adanya perhitungan-perhitungan tertentu bagi pemilik sapi sebelum bertanding dan adanya mantra-mantra tertentu), bidang seni rupa (ada pada peralatan yang mempunyai hiasan tertentu), bidang seni tari dan seni musik saronen (selalu berubah dan berkembang).
Anatomi Kerapan

Pengertian kata “kerapan” adalah adu sapi memakai “kaleles”. Kaleles adalah sarana pelengkap untuk dinaiki sais/joki yang menurut istilah Madura disebut “tukang tongko”. Sapi-sapi yang akan dipacu dipertautkan dengan “pangonong” pada leher-lehernya sehingga menjadi pasangan yang satu.
Orang Madura memberi perbedaan antara “kerapan sapi” dan “sapi kerap”. Kerapan sapi adalah sapi yang sedang adu pacu, dalam kaedaan bergerak, berlari dan dinamis. Sedang sapi kerap adalah sapi untuk kerapan baik satu maupun lebih. Ini untuk membedakan dengan sapi biasa. Ada beberapa kerapan yaitu “kerrap kei” (kerapan kecil), “kerrap raja’’ (kerapan besar), ‘kerrap onjangan” (kerapan undangan), “kerrap jar-ajaran” (kerapan latihan).
Kaleles sebagai sarana untuk kerapan yang dinaiki tokang tongko dari waktu ke waktu mengalami berbagai perkembangan dan perubahan. Kaleles yang dipakai dipilih yang ringan (agar sapi bisa berlari semaksimal mungkin), tetapi kuat untuk dinaiki tokang tongko (joki).
Sapi kerap adalah sapi pilihan dengan ciri-ciri tertentu. Misalnya berdada air artinya kecil ke bawah, berpunggung panjang, berkuku rapat, tegar tegak serta kokoh, berekor panjang dan gemuk. Pemeliharaan sapi kerap juga sangat berbeda dengan sapi biasa. Sapi kerap sangat diperhatikan masalah makannya, kesehatannya dan pada saat-saat tertentu diberi jamu. Sering terjadi biaya ini tidak sebanding dengan hadiah yang diperoleh bila menang, tetapi bagi pemiliknya merupakan kebanggaan tersendiri dan harga sapi kerap bisa sangat tinggi.
Sapi kerap ada tiga macam yaitu sapi yang “cepat panas” (hanya dengan diolesi bedak panas dan obat-obatan cepat terangsang), sapi yang “dingin” (apabila akan dikerap harus dicemeti berkali-kali), dan sapi “kowat kaso” (kuat lelah, memerlukan pemanasan terlebih dahulu).
Pada waktu akan dilombakan pemilik sapi kerap harus mempersiapkan tukang tongko (joki), “tukang tambeng” (bertugas menahan, membuka dan melepaskan rintangan untuk berpacu), “tukang gettak” (penggertak sapi agar sapi berlari cepat), “tukang gubra” (orang-orang yang menggertak sapi dengan bersorak sorai di tepi lapangan), “tukang ngeba tali” (pembawa tali kendali sapi dari start sampai finish), “tukang nyandak”(orang yang bertugas menghentikan lari sapi setelah sampai garis finish), “tukang tonja” (orang yang bertugas menuntun sapi).
Beberapa peralatan yang penting dalam kerapan sapi yaitu kaleles dan pangonong, “pangangguy dan rarenggan” (pakaian dan perhiasan), “rokong” (alat untuk mengejutkan sapi agar berlari cepat). Dalam kerapan sapi tidak ketinggalan adanya “saronen” (perangkat instrumen penggiring kerapan). Perangkatnya terdiri dari saronen, gendang, kenong, kempul, krecek dan gong.
Pesta Rakyat

Umumnya sebuah pesta rakyat, penyelenggaraan Kerapan Sapi juga sangat diminati oleh masyarakat Madura. Setiap kali penyelenggaraan Kerapan Sapi diperkirakan masyarakat yang hadir bisa mencapai 1000-1500 orang. Dalam pesta rakyat itu berabagai kalangan maupun masyarakat Madura berbaur menjadi satu dalam atmosfir sportifitas dan kegembiraan.
Sisi lain yang menarik penonton dari karapan sapi adalah kesempatan untuk memasang taruhan antarsesama penonton. Jumlah taruhannya pun bervariasi, mulai dari yang kelas seribu rupiahan sampai puluhan, bahkan ratusan juta rupiah. Biasanya penonton yang berdiri disepanjang arena taruhannya kecil, tidak sampai jutaan. Tetapi, para petaruh besar, sebagian besar duduk di podium atau hanya melihat dari tempat kejauhan. Transaksinya dilakukan di luar arena, dan biasanya berlangsung pada malam hari sebelum karapan sapi dimulai.
Adu Gengsi

Pemilik sapi karapan memperoleh gengsi yang tinggi manakala mampu memenangkan lomba tradisional tersebut. Selain itu, harga pasangan sapi pemenang karapan langsung melambung. Mislnya, harga sapi yang memenangkan lomba Karapan Sapi 2003 melambung menjadi Rp200 juta dari 2 tahun sebelumnya hanya Rp40 juta.
Untuk membentuk tubuh pasangan sapi yang sehat membutuhkan biaya hingga Rp4 juta per pasang sapi untuk makanan maupun pemeliharaan lainnya. Maklum, sapi karapan diberikan aneka jamu dan puluhan telur ayam per hari, terlebih-lebih menjelang diadu di arena karapan. Berdasarkan tradisi masyarakat pemilik sapi karapan, maka hewan tersebut menjelang diterjunkan ke arena dilukai di bagian pantatnya yakni diparut dengan paku hingga kulitnya berdarah agar dapat berlari cepat. Bahkan luka itu diberikan sambal ataupun balsem yang dioles-oleskan di bagian tubuh tertentu antara lain di sekitar mata.
Sehari sebelum lomba dilaksanakan, pasangan sapi dan pemilik serta sejumlah kerabatnya menginap di tenda yang dipasang di lapangan. Tidak lupa rombongan itu dimeriahkan oleh kelompok musik tradisional Sronen yang mengarak pasangan sapi menjelang dipertandingkan. Bahkan jasa dukun pun diperlukan dalam kegiatan karapan sapi. Para “penggila” Kerapan Sapi melakukan itu semua demi sebuah gengsi atau prestise yang memang merupakan watak khas orang Madura

Kamis, 14 Oktober 2010

Tradisi potong jari di papua

Tradisi Potong Jari di Papua
Tim Wacana Nusantara
25 January 2010
Sangat banyak kebudayaan di Indonesia, salah satu diantaranya adalah tradisi potong jari di papua. Hal itu dilakukan untuk melambangkan kesedihan yang dialami seseorang yang ditinggal salah satu orang tercintanya.Mungkin terdengar mengerikan, namun itulah keunikan keanekaragaman budaya di Indonesia.Kita sebagai masyarakat Indonesia harus saling menghargai budaya-budaya antar daerah agar terjalin hubungan yang harmonis.
 
    Kesedihan saat telah ditinggal pergi oleh orang yang cintai dan kehilangan salah satu anggota keluarga sangat perih. Berlinangan air mata dan perasaan kehilangan begitu mendalam. Terkadang butuh waktu yang begitu lama untuk mengembalikan kembali perasaan sakit kehilangan dan tak jarang masih membekas dihati.
 
     Lain halnya dengan masyarakat pegunungan tengah Papua yang melambangkan kesedihan lantaran kehilangan salah satu anggota keluarganya yang meninggal tidak hanya dengan menangis saja. Melainkan ada tradisi yang diwajibkan saat ada anggota keluarga atau kerabat dekat seperti; suami,istri, ayah, ibu, anak dan adik yang meninggal dunia. Tradisi yang diwajibkan adalah tradisi potong jari. Jika kita melihat tradisi potong jari dalam kekinian pastilah tradisi ini tidak seharusnya dilakukan atau mungkin tradisi ini tergolong tradisi ekstrim. Akan tetapi bagi masyarakat pegunungan tengah Papua, tradisi ini adalah sebuah kewajiban yang harus dilakukan. Mereka beranggapan bahwa memotong jari adalah symbol dari sakit dan pedihnya seseorang yang kehilangan sebagian anggota keluarganya.
 
     Bisa diartikan jari adalah symbol kerukunan, kebersatuan dan kekuatan dalam diri manusia maupun sebuah keluarga. Walaupun dalam penamaan jari yang ada ditangan manusia hanya menyebutkan satu perwakilan keluarga yaitu Ibu jari. Akan tetapi jika dicermati perbadaan setiap bentuk dan panjang memiliki sebuah kesatuan dan kekuatan kebersamaan untuk meringankan semua beban pekerjaan manusia. Satu sama lain saling melengkapi sebagai suatu harmonisasi hidup dan kehidupan. Jika salah satu hilang, maka hilanglah komponen kebersamaan dan berkuranglah kekuatan.
 
     Alasan lainya adalah "Wene opakima dapulik welaikarek mekehasik" atau pedoman dasar hidup bersama dalam satu keluarga, satu fam/marga, satu honai (rumah), satu suku, satu leluhur, satu bahasa, satu sejarah/asal-muasal, dan sebagainya (Hisage, Yulianus Joli, 07:2005). Kebersamaan sangatlah penting bagi masyarakat pegunungan tengah Papua. Hanya luka dan darah yang tersisa. Pedih-perih yang meliput suasana. Luka hati orang yang ditinggal mati anggota keluarga baru sembuh jika luka di jari sudah sembuh dan tidak terasa sakit lagi. Mungkin karena itulah masyarakat pegunungan papua memotong jari saat ada keluarga yang meninggal dunia.
 
http://www.ferry-lase.net/images/stories/potong%20jari.jpg
Salah seorang Ibu di Papua yang pernah melakukan tradisi potong jari
 
     Menurut informasi yang telah berkembang, bahwa pemotongan jari umumnya dilakukan oleh kaum ibu. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan pemotongan dilakukan oleh anggota orang tua keluarga laki-laki atau perempuan. Jika tersebut kasus yang meninggal adalah istri yang tak memiliki orang tua, maka sang suami yang menanggungnya. Seperti yang telah tercontoh dalam Film karya anak bangsa berjudul “Denias, Senandung di atas Awan”. Pemotongan jari juga diartikan sebagai upaya pencegahan kembali atau penolakan musibah yang telah merenggut nyawa salah satu anggota keluarga.
 
     Terkisah tentang kepercayaan pemotongan jari penolakan musibah agar tak terulang perenggutan nyawa telah terbukti melalui sumber yang menyebutkan bahwasanya bertemu dengan seorang ibu dari suku moni daerah Paniai pegunungan tengah Papua menceritakan tentang kelingkingnya yang terpotong bukan karena kematian keluarga melainkan digigit ibu kandungnya saat baru lahir. Peristiwa pemotongan kelingking terpaksa dilakukan karena sebelumnya banyak anak kecil yang baru lahir meninggal dunia. Dengan segala harapan agar peristiwa yang dialami anak-anak lain tidak terjadi pada anaknya maka ibu kandungnya memotong jari kelingkingnya dengan menggigit hingga terputus jari kelingkingnya. Sumber menyebutkan bahwa memang terbukti ibu dari suku moni yang di temui telah memberikan banyak cucu dan cicit kepada sang ibu kandungnya yang menggigit jari kelingkingnya hingga putus.
 
     Tradisi potong jari juga dilakukan oleh para Yakuza di Jepang. Tradisi ini muncul dari kaum Bakuto yang berartikan kaum penjudi. Tradisi potong jari disebut dengan yubitsume. Berbeda dengan yang ada di Papua pemotongan jari sebagai penolakan musibah yang merenggut nyawa atau bentuk berkabung karena anggota keluarga meninggal dunia. Akan tetapi yubitsume (potong jari) dilakukan sebagai penyesalan atapun sebagai bentuk hukuman. Awalnya hukuman yubitsume bersifat simbolik, karena ruas atas jari kelingking yang dipotong membuat si empunya tangan menjadi lebih sulit memegang pedang dengan kuat. Hal ini menjadi simbol kesungguhan dan ketaatan terhadap pemimpin.
 
     Tradisi potong jari di Papua dilakukan dengan berbagai cara ada yang menggunakan benda tajam seperti pisau, kapak atau parang. Cara lainya yaitu mengikat jari dengan seutas tali sampai beberapa lama waktunya sehingga menyebabkan aliran darah terhenti dan pada saat aliran darah berhenti baru dilakukan pemotongan jari.
 
    Selain tradisi pemotongan jari, ada juga tradisi yang dilakukan dalam upacara berkabung. Tradisi tersebut adalah tradisi mandi lumpur. Mandi lumpur dilakukan oleh kelompok atau anggota dalam jangka waktu tertentu. Mandi lumpur mempunyai konotasi berarti setiap orang yang telah meninggal dunia telah kembali kea lam. Manusia berawal dari tanah dan kembali ke tanah.
 
     Tradisi potong jari pada saat ini belom ada sumber yang mengatakan bahwa masih berlangsung tradisi potong jari, namun belum ada sumber juga yang menyebutkan tradisi ini telah punah dan tidak dilaksanakan lagi. Bisa dikatakan ada namun jarang ditemui atau dilakukan dikarenakan mungkin karena pengaruh agama yang mulai berkembang di sekitar daerah pegunungan tengah Papua.
 

Sumber  :
http://www.wacananusantara.org/1/599/Tradisi%20Potong%20Jari%20di%20Papua?mycustomsessionname=16a3aa38392660022560d548b18f394c
http://www.ferry-lase.net/images/stories/potong%20jari.jpg